Like what Dora said on the previous post "walau resah tapi hidup" yes we should be grateful that we're alive even though we're filled with problems. Masalah pasti ada terus, datang terus. Khawatir itu manusiawi.
Membaca blog bagus saran dari Dad, tentang potensi kita dan cara berpikir. Kenapa Dad g henti2-nya menyarankan tentang menggali potensi diri? Karena jujur, apa sih yg bisa gw kasih sekarang buat orangtua? Apa sih yang gw punya? Kadang suka menyalahkan diri sendiri, kok ya saya ni ngerepotin terus, nampak bergelantungan seperti parasit dan tidak memberikan kontribusi apapun. Minimal sekali sehari hal itu pasti muncul dalam pikiran.
Lama-lama suka berpikir, kenapa seorang sarjana ini g ada gunanya ya? Terus dan terus mikirnya yang negatif semua. Padahal belum lama ini ngobrol dengan seorang teman dan ngomong pada teman saya itu, "We are what we think." Yes, seharusnya berbicara dulu dengan diri sendiri. Kalo mikirnya negatif terus pasti ujungnya bukankan akan menjadi seorang yang negatif pula?
Setelah ditelaah lebih lanjut ternyata bukan "We are what we think," tapi yang bener itu adalah "We are affected by what we say to ourselves." Pernah g dalam hidup kita ngomong sendiri bahwa kita bisa melakukan sesuatu dan ujungnya kita berhasil? Dan kalo kita ngomong kita g bisa makanya ujungnya ya memang kita g bisa. Nah dari sini menyadari bahwa kalo kita semangat dan yakin bisa maka kita meyakinkan diri sendiri bahwa kita pasti bisa dan dengan sendirinya menyuruh diri kita untuk berusaha sekeras mungkin. Tapi kalo kita patah arang duluan, otomatis kita jadi g semangat dan ujung2-nya apa yang kita kerjakan jadi g bener dan gagal.
Nah, makanya mulai sekarang saya akan berusaha untuk selalu berpikir positif. Saya pasti punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Saya bukan parasit. Mungkin memang masih merepotkan beberapa orang, tapi suatu saat saya ingin bisa menjadi orang yang direpotkan oleh orang lain. Merasa dibutuhkan itu menyenangkan lho. That's what I thought, and gonna keep fighting 'til I become a much more needed person for else. Insya Allah, and of course, amin.
Membaca blog bagus saran dari Dad, tentang potensi kita dan cara berpikir. Kenapa Dad g henti2-nya menyarankan tentang menggali potensi diri? Karena jujur, apa sih yg bisa gw kasih sekarang buat orangtua? Apa sih yang gw punya? Kadang suka menyalahkan diri sendiri, kok ya saya ni ngerepotin terus, nampak bergelantungan seperti parasit dan tidak memberikan kontribusi apapun. Minimal sekali sehari hal itu pasti muncul dalam pikiran.
Lama-lama suka berpikir, kenapa seorang sarjana ini g ada gunanya ya? Terus dan terus mikirnya yang negatif semua. Padahal belum lama ini ngobrol dengan seorang teman dan ngomong pada teman saya itu, "We are what we think." Yes, seharusnya berbicara dulu dengan diri sendiri. Kalo mikirnya negatif terus pasti ujungnya bukankan akan menjadi seorang yang negatif pula?
Setelah ditelaah lebih lanjut ternyata bukan "We are what we think," tapi yang bener itu adalah "We are affected by what we say to ourselves." Pernah g dalam hidup kita ngomong sendiri bahwa kita bisa melakukan sesuatu dan ujungnya kita berhasil? Dan kalo kita ngomong kita g bisa makanya ujungnya ya memang kita g bisa. Nah dari sini menyadari bahwa kalo kita semangat dan yakin bisa maka kita meyakinkan diri sendiri bahwa kita pasti bisa dan dengan sendirinya menyuruh diri kita untuk berusaha sekeras mungkin. Tapi kalo kita patah arang duluan, otomatis kita jadi g semangat dan ujung2-nya apa yang kita kerjakan jadi g bener dan gagal.
Nah, makanya mulai sekarang saya akan berusaha untuk selalu berpikir positif. Saya pasti punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Saya bukan parasit. Mungkin memang masih merepotkan beberapa orang, tapi suatu saat saya ingin bisa menjadi orang yang direpotkan oleh orang lain. Merasa dibutuhkan itu menyenangkan lho. That's what I thought, and gonna keep fighting 'til I become a much more needed person for else. Insya Allah, and of course, amin.
No comments:
Post a Comment